Permasalahan pada dinding rumah baik interior maupun eksterior yang sering terjadi adalah dinding lembab dan berjamur. Dinding yang lembab dan berjamur ini membuat rumah terkesan kumuh dan berpotensi mejadi sarang bakteri. Aroma dari dinding yang berjamur juga cenderung tidak sedap dan bahkan membuat perkakas yang menempel pada dinding ini menjadi ikut rusak. Misalnya lemari kayu atau triplek yang menempel akan ikut berjamur. Dinding dengan kondisi seperti ini jika dibiarkan terlalu lama juga bisa memunculkan lumut.
Dinding yang mengalami permasalahan tersebut ternyata memiliki beberapa penyebab dan kasus yang berbeda. Penyebab dari dinding lembab dan berjamur ini kita bedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari konstruksi bangunan, tata ruang, dan segala hal yang dibuat oleh manusia. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar yang tidak bisa kita kendalikan, seperti karena faktor cuaca, musim, tanah, dan lainnya yang berasal dari alam. Anda perlu memastikan penyebab terjadinya dinding lembab dan berjamur agar dapat menentukan bagaimana solusinya. Berikut ini adalah beberapa penyebab dinding lembab dan berjamur beserta tips untuk mengatasinya.

Faktor Eksternal

1. Cuaca Buruk dan Curah Hujan yang Tinggi. Rumah yang berada di daerah dengan curah hujan tinggi akan lebih rentan mengalami tembok lembab dan berjamur. Misalnya di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang lebih sering terjadi hujan serta udara yang selalu berembun. Untuk masalah yang semacam ini, Anda cukup lakukan semen ulang di dinding yang lembab serta berjamur. Pertama wajib bersihkan dinding lembab dengan cara dikerok, lakukan semen ulang dengan campuran semen anti bocor, dan pilih cat yang mengandung anti bocor sehingga air tidak mudah masuk ke dinding.

 

2. Kandungan Air Tanah yang Tinggi. Faktor eskternal kedua bisa karena tanah yang memiliki kadar air tinggi. Untuk faktor yang satu ini adalah faktor yang seringkali diabaikan. Contohnya ketika Anda punya rumah di daerah sekitar rawa-rawa, sawah, atau sungai yang kandungan air dalam tanahnya tinggi membuat dinding rumah lembab. Konstruksi bangunan yang buruk dan tidak menggunakan campuran khusus untuk pondasi acian semen akan sulit diatasi. Hal ini karena air berasal dari dalam tanah lalu meresap ke dalam tembok sehingga membuat dinding menjadi lembab. Untuk itu sebaiknya sebelum membangun rumah, sangat penting untuk menganalisis apakah tanah di daerah tersebut memiliki kadar air tinggi atau tidak. Jika rumah terlanjur berdiri namun selalu terjadi lembab padahal sudah dilakukan semen dan cat ulang, maka Anda bisa siapkan lubang di dinding yang sering lembab agar air bisa keluar melalui lubang tersebut. Untuk mencari titik lubang tersebut memang cukup sulit agar air bisa keluar dan tidak terjebak dalam dinding yang akhirnya membuat lembab dan berjamur.

 

Faktor Internal

1. Pipa Bocor. Pipa saluran air di dalam dinding yang mengalami kebocoran lebih cepat membuat dinding menjadi lembab dan akhirnya berjamur. Sebelum Anda memperbaiki dinding yang berjamur karena pipa bocor, sebaiknya perbaiki dulu pipa bocor tersebut. Karena sumber utama berasal dari pipa. Jika pipa bocor tidak diatasi dan hanya memperbaiki temboknya saja, maka tembok akan lembab dan berjamur lagi. Sedangkan untuk memperbaiki temboknya, Anda bisa bersihkan dulu tembok dari sisa semen dan plamir yang rusak karena jamur dengan cara dikerok. Lalu semen ulang dengan menggunakan campuran semen anti bocor. Kemudian untuk acian dan plamir juga dicampur dengan semen anti bocor agar lebih maksimal. Terakhir cat tembok menggunakan cat yang berkualitas. Tembok Anda dijamin kembali seperti baru dan tidak akan lembab dan berjamur lagi.

2. Kurangnya Ventilasi Udara. Ventilasi udara yang buruk dapat menyebabkan sirkulasi udara yang tidak mumpuni dalam kamar mandi, atap atau pipa yang tertutup, dan ruangan yang tidak memiliki jendela. Hal ini menyebabkan kelembapan yang tinggi dan memicu pertumbuhan jamur. Jika ruangan Anda tidak memiliki jendela, Anda bisa membuat lubang atau kotak ventilasi di bagian atas ruangan. Untuk mencegah serangga masuk, Anda juga bisa menambahkan jaring-jaring.

 

3. Konstruksi Bahan Bangunan yang Buruk. Bahan baku dalam membangun rumah mulai dari acian dan plamir merupakan pondasi penting agar dinding bertahan lama dan kokoh. Jika tidak, material dinding yang kurang bagus menyebabkan aliran air masuk ke dalam dinding rumah, kemudian terjebak di antara semen dan cat tembok akibat suhu uap dan sirkulasi udara yang kurang. Pondasi dinding semen haruslah diperhatikan karena kebocoran atau rembesnya air ke dinding, bisa memberi peluang masuknya air ke dalam rumah yang mengakibatkan banjir. Untuk itu ketika membangun rumah, sangat penting memperhatikan bahan baku bangunan yang digunakan serta memahami bagaimana kondisi lingkungan rumah serta apakah memiliki curah hujan yang tinggi. Dengan begitu, Anda bisa meminimalisir efek samping dari cuaca pada dinding rumah Anda.Solusinya selalu campurkan semen anti bocor atau gunakan beton untuk pondasi rumah jika anda memiliki rumah di daerah bekas rawa-rawa, sawah, dan sungai dengan kandungan air tanah yang tinggi. Begitu pula dengan daerah curah hujan tinggi. Acian atau campuran antara semen dan pasir sebaiknya gunakan dengan perbandingan lebih banyak semen ketimbang pasir. Terlalu banyak pasir juga membuat konstruksi bangunan menjadi kurang kuat. Terakhir, gunakan juga cat khusus yang mengandung anti bocor agar dinding bisa lebih tahan dan air tidak mudah merembes.

Dari beberapa penyebab dinding lembab dan berjamur di atas, yang paling berpengaruh adalah konstruksi bangunan. Ketika Anda memilih tempat tinggal dengan cuaca lembab, lingkungan berada di area persawahan, bekas rawa-rawa, atau daerah di dekat sungai. Anda harus memperhatikan secara lebih detail untuk konstruksi bangunannya. Konstruksi bangunan yang buruk akan sangat berpengaruh untuk jangka panjangnya. Jadi daripada pilih bahan baku yang murah namun kualitas buruk serta menimbulkan banyak masalah, maka lebih baik pilih bahan baku yang berkualitas di awal pembangunan agar meminimalisir efek samping dari cuaca dan lingkungan yang lembab.